KEBAJIKAN ADALAH AMAL SHOLEH

Oleh : http://www.topspeedhelmet.com

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa (QS,2:177)

Saya membuka diskusi kali ini dengan sebuah intisari dari Firman Allah Swt. Kalau boleh saya membuat penafsiran bebas, intisari dari firman ini adalah pernyataan Tuhan,  bahwa kesejatian orang yang baik bukan dilihat dari ketekunannya melaksanakan sholat, melainkan amal ibadah yang menjadi tolak ukur apakah seseorang dikatakan baik atau belum. Ada kalanya seseorang sangat tekun sholat tetapi pelit terhadap tetangga, suka berkata kasar, mengingkari janji, menyebarkan  fitnah, membentak anak yatin, tidak bersedekah dan seterusnya. Kalau ini yang terjadi, maka Tuhan yang akan membalasnya.

Masih menarik mendiskusikan kata ’menghadapkan wajahmu ke barat dan ke timur’. Sahabatku, makna Firman Allah ini cukup jelas, bahwa yang dimaksud Tuhan ”menghadapkan wajah ke barat dan ke timur” adalah kata ganti sholat. Orang yang melaksanakan sholat wajib menghadap ke kiblat. Orang yang bertempat tinggal di sebelah barat Makkah, misalnya Afrika, Eropa dan Amerika, kalau sholat menghadap ke timur yaitu ka’bah. Sedangkan orang yang posisinya di sebelak timur Makkah akan menghadap ke barat, seperti negara-negaea di Asia Tenggara dan Asia Selatan.

Sangat hebat apabila anda sholat dengan tekun, apalagi tepat waktu dan berjamaah. Amalan ini adalah ideal sebagaimana dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW. Allah juga menjanjikan pahaka  berlipat-lipat bagi yang menjalankan secara jamaah, tetapi ingat Islam bukan hanya sholat. Islam lebih luas dan mencakup segala aspek hidup manusia. Islam mengatur manusia cara hidup yang baik dan benar. Islam mengatur hubungan dengan Sang Pencipta dengan harmonis. Oleh sebab itu diwajibkan kepada manusia untuk bekerja keras untuk mengejar materi dunia. Ingat mengejar harta dunia wajib hukumnya supaya manusia bisa menjalankan tugas dan fungsinya memakmurkan dunia dan alam semesta.

Good luck….

Jaiman

10 PERKARA MENGHALANGI DO’A

Oleh : Jaiman http://www.topspeedhelmet.com

Seorang penduduk Basrah bertanya kepada seorang ulama bernama, Ibrahim bin Adham, “ Wahai Tuan, Bukankan Tuhan telah berfirman dalam Surat Al Mukmin: 60, “Mintalah kepadaKu pasti dikabulkan”.

“Kami telah berdo’a bertahun-tahun tetapi tidak ada hasilnya. Tolong jelaskan sebabnya?”

Maka Ibrahim berkata, “Wahai penduduk Basrah, dari mana do’amu akan dikabulkan Tuhan sementara mata hatimu tersumbat oleh 10 perkara:

  1. Kamu mengenal Allah, tetapi tidak mau menunaikan hak-haknya yang wajib kamu kerjakan
  2. Kami baca Al Qu’an, tahu maknanya  tapi tidak mengamalkannya
  3. Kamu akui syaitan sebagai musuhmu, tapi kami patuhi dan mengikuti ajakannya
  4. Kami mengajui sebagai umat Nabi Muhammad, tapi tidak pernah mengamalkan sunnahnya
  5. Kami mengharap masuk surga tapi tidak berusaha untuk ke sana
  6. Kami berharap bebas dari neraka tapi tindakannmu justru menuju ke sana
  7. Kami yakin, maut akan datang tapi tidak mempersiapkan diri menghadapinya
  8. Kami sibuk mengoreksi orang lain, tapi kami melupakan diri memperbaiki diri sendiri
  9. Kami makan minum dari rejeki Tuhanmu tapi kami tidak pernah mensyukurinya
  10. Kami mengubur mayat teman-temanmu tapi tisak pernah mengambil pelajaran daripadanya.

Adakah diantara kita yang memiliki sifat-sifat demikian? Saudaraku muslimin wa muslimat yang dirahmati Allah ta’ala. Adalah Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Allah, Robbul a’lam tidak ada sekutu bagiNya. Kekuasaanya meliputi jagad raya. Oleh sebab itu hanya kepada Allah kita bermohon, berdo’a dan menggantungkan semua urusan. Tapi ingat, Allah punya aturan. Allah adalah Tuhan yang hak dan hanya Dia yang patut disembah sebagai hak-Nya. Oleh sebab itu kita wajib menyembah hanya kepada Dia. Sudahkan anda hanya menyembah Allah Robbul a’lamin dan tidak menjadikan apapun sebagai sekutu?

Sobat…. demikianlah, Allah punya hak, dan hak Allah ini menjadi kewajiban kita untuk memenuhinya.

Allah memberikan berita kepada manusia lewat Al’Qur’an. Isinnya jelas dan bisa dilaksanakan. Allah yang menciptakan manusia, oleh sebab itu Allah tahu persis luar dalamnya manusia.  Apa yang menyulitkan anda bertauhid hanya kepada Allah, sementara nikmatnya demikian nyata, bisa anda lihat dan rasakan dengan paca indera? Apa sulitnya anda mendirikan sholat lima waktu, sementara Tuhan melapangkan waktu 24 jam sehari semalam? Apakah Tuhan mengambil bagian yang banyak dari hartamu, sementara kewajiban zakatmu hanya 2,5 persen saja ? Apa yang menyebabkan engkau enggan pergi ke Baitullah, sementara harta dan waktu tersedia cukup? Sekali lagi, Allah tidak mengambil dari milik manusia, kecuali sedikit dari nikmat yang melimpah tidak terhitung. Allah Maha Kaya. Sudahkan anda mengetahuinya lalu menjalankan dengan penuh ihklas?

Sahabat… amatlah beruntung anda sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Seorang nabi dan rasul terakhir bagi umat manusia. Nabu Muhammad yang memberikan pelajaran dan teladan. Apa-apa yang dilakukannya semata0mata atas perintah Alah ta’ala. Ini berarti bahwa mengikuti sunnah nabi sama dengan menunaikan perintah Allah. Apakah anda mengalami kesulitas menjalankan sunnah-sunnah Beliau? Allahua’lam….

Wassalam

Jaiman

 

HELM SNI

oleh : Jaiman

http://topspeedhelmet.com/

Nah, ini ide yang bagus. Bagaimana cara memilih helm SNI asli? SNI asli bukan ASPAL. Mengapa saya tekankan bahwa helm SNI asli? Karena pemahaman masyarakat saat ini sering kabur. Lho, nanti ujung-ujungnya mahal? Helm SNI tidak harus mahal. Ini yang perlu ditegaskan kembali, bahwa helm SNI yang ori tidak harus mahal, tetapi juga bukan asal SNI.

Di pasaran, saya pernah menjumpai helm bertimbul SNI, harganya sangat murah Rp. 60 ribu aja. Dari tekstur fisiknya kentara sekali bahwa kualitas helm ini diragukan, walaupun di batoknya tertulis logo SNI timbul. Sangat ringkih dan tidak layak pakai, nyaris seperti pake helm cetok.

Lantas bagaimana ciri helm SNI asli?

Pertama, penampilan fisik. Helm yang SNI layak berpenampilan wajar dan kuat. Batoknya dari bahan ABS, bukan plastik daur ulang. Kalau dari plastik daur ulang berarti sama dengan ember. Kalau jatuh pasti pecah. Memang agak sulit mengenali bahan batoknya, tetapi dengan meraba bagian dalam batok, lalu mengamati ebih seksama pasti anda bisa mengetahui apakah bahan ABS atau daur ulang.

Kedua, Gabus dalahnya harus tebal dan keras. Gabus dalam menjadi pelindung yang sangat  penting untuk kepala anda. Kalau terjadi kecelakaan, kepada anda terlindungi oleh gabus tersebut. Gabus yang lembek akan pecah. Oleh sebab itu pastikan bahwa gabus dalam helm yang anda beli kuat dan keras. Cara ngetesnya, tekan dengan ibu jari, apakah keras atau lembek.

Ketiga, lulus uji SNI oleh Badan Standar Nasional. Bagaimana cara mengetahuinya? Cari informasi dari media internet atau bacaan referensi lain yang terpercaya. Mudah kan?

Keempat, ini adalah beberapa jenis merk helm SNI asli, KYT, INK, MDS, BMC, HIU, Tsunami.

Selamat mencoba.

Salam

http://topspeedhelmet.com/

BERLAKU ISTIQOMAH

Oleh : jaiman Paiton

Kawan, konsisten adalah sesuatu yang berat kecuali anda terbiasa. istiqomah atau konsisten juga merupan tahap yang harus dipelajari dengan tahapan. nah, sudahkan anda istiqomah dengan perbuatan baik dan keimanan? ayo mulai dari sekarang. hari ini lebih baik dari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini.

ini dasarnya, Dari Abu Amr – ada yang mengatakan Abu Amrah – Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi rodhiallohu ‘anhu. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, Katakanlah kepadaku suatu perkataan tentang Islam, yang tidak mungkin aku tanyakan kepada siapa pun selain kepadamu.” Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, ” Katakanlah: “Aku beriman kepada Alloh, lalu istiqomahlah.” (HR Muslim)

Salam hangat

www.topspeedhelmet.com

PERGILAH KE MASJID DENGAN TENANG

Oleh : Jaiman

“Dari Abu Qatadah, ia berkata : Tatkala kami sedang shalat bersama Nabi SAW, tiba-tiba beliau mendengar suara berisik orang-orang . Maka ketika Nabi telah selesai shalat, ia bertanya : “Ada apa urusan kamu tadi ?”. Mereka menjawab : “Kami terburu-buru untuk turut “, Nabi SAW berkata : “Janganlah kamu berbuat begitu !. Apabila kamu mendatangi shalat, hendaklah kamu berlaku tenang ! Apa yang kamu dapatkan , maka shalatlah kamu dan apa yang kamu ketinggalan, sempurnakanlah !” Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari

“Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW beliau bersabda : “Apabila kamu mendengar iqamat, maka pergilah kamu ke tempat shalat itu, dan kamu haruslah berlaku tenang dan bersikap sopan/terhormat, dan janganlah kamu tergesa-gesa, apa yang kamu dapatkan , maka shalatlah kamu dan apa yang kamu ketinggalan sempurnakanlah”

Dari hadist di atas dapat kita sarikan beberapa hikmhk yang diajarkan oleh nabi SAW sbb:

  1. Kita diperintah berlaku tenang dan bersikap sopan/terhormat apabila mendatangi tempat shalat/masjid.
  2. Kita dilarang tergesa-gesa/terburu-buru apabila mendatangi tempat shalat, seperti berlari-lari, meskipun iqamat telah dikumandangkan.
  3. Kita dilarang berisik apabila sampai di tempat shalat, sedang shalat telah didirikan. Ini dapat mengganggu orang-orang yang sedang shalat jama’ah.
  4. Imam masjid perlu menegur kepada para jama’ah yang kelakuannya tidak sopan di masjid, seperti berisik, mengganggu orang shalat, melewati orang yang sedang shalat, shaf tidak lurus, berdzikir dengan suara keras, yang dapat mengganggu orang yang sedang shalat dan lain-lain.
  5. Apa yang kita dapatkan dari shalatnya Imam, maka hendaklah langsung kita shalat sebagaimana keadaan shalat Imam waktu itu.
  6. Setelah Imam selesai memberi salam ke kanan dan ke kiri, barulah kita sempurnakan apa-apa yang ketinggalan

RASULULLAH SAW MENGULANGI 3 KALI

Oleh : Jaiman Paiton

Kawan, ada kalanya orang lain tidak memahami apa yang anda ucapkan. Anda sudah berusaha sebaik-baiknya untuk menjelaskan, tapi dia belum mudeng juga. Kemudian anda lakukan lagi dua kali, tiga kali, setelah itu dia paham. Wajar saja, begitulah yang kadang terjadi dalam berkomunikasi, bisa jadi orang lain sulit memahami maksud ucapan anda.

Sebaliknya, pada kesempatan yang lain anda yang tidak bisa memahami maksud pembicaraan orang lain. Anda sudah berusaha konsentrasi maksimal, tetapi tetap saja, anda tidak memahami maksudnya.

Jangan remehkan teknik berkomunikasi kawan. Seseorang yang keliru memahami suatu informasi bisa menyebabkan bencana. Hal seperti itulah yang dipahami oleh Rasulullah Muhammad SAW. Rasuluillah SAW punya trik dalam menyapaikan pesan dan nasehatnya kepada para sahabat. Rasul mengetahui pasti apakah mereka memahami pesannya atau tidak. Oleh sebab itu, rasul terbiasa mengulang-ulang ucapannya sampai para sahabat memahami benar apa yang Beliau SAW maksudkan. Kiat apa yang dilakukan rasul supaya para sahabat mengerti pesan beliau?

“Nabi bersabda, “Hindarilah perkataan yang keji” dan nabi masih mengulanginya sampai tiga kali. Ibnu Umar berkata, Nabi SAW bersabda “ Apakah aku sudah menyampaikan?”. Nabi mengatakannya tiga kali.(HR Bukhari)

Dari Anas ra, bahwasannya Nabi SAW, “Sesungguhnya Nabi SAW, apabila Beliau mengucapkan satu patah kata, diulangnya sampai tiga kali sehingga orang mengerti maksudnya. Apabila Nabi datang kepada suatu kaum, beliau memberi salam kepada mereka sampai tiga kali. (HR Bukhari).

Anda Paham Dengan Maksud Saya?

Sobat, pesan yang disampaikan oleh nabi SAW tersebut sangat jelas. Rasul SAW tahu persis bahwa memahami pesan seseorang kadang kala menghadapi kendala. Dalam sutu kelompok orang ada yang paham ada yang tidak, maka rasul mengulangi pesannya sampai mereka semua paham. Bagaimana dengan anda?

Mari kita petik hikmah yang tersirat dari hadist di atas.

  1. Pertama, Nabi SAW biasa mengulangi pesannya kepada para sahabat sampai tiga kali. Ini bertujuan supaya semua orang yang diberikan nasehat paham dengan sebenar-benarnya. Bisa jadi pada saat rasul memberikan nasehat ada orang-orang tertentu dengan tingkat kecerdasan lebih rendah dari orang kebanyakan. Dengan mengulang sampai tiga kali diharapkan semua orang yang mendengar paham seratus persen.
  2. Kedua, sebagai contoh kepada umatnya. Nabi SAW melakukan ini supaya dicontoh oleh sahabat dan kita semua sebagai umatnya. Alangkah baiknya jika kita semua mencontoh beliau SAW, yaitu mengulang sampai tiga kali dalam memberikan pesan dan nasehat. Jangan segan mengulang perkataan anda kepada orang lain sekiranya mereka belum paham.
  3. Ketiga, nabi SAW paham kemampuan intelektual orang yang diajak bicara. Kalau sekiranya pesan anda relatif sederhana dan bisa dipahami dengan mudah, tentu tidak masalah apabila hanya anda sampaikan sekali saja. Tetapi kalau sekiranya informasi tersebut cukup rumit, tentu akan lebih afdhol apabila anda ulangi sampai mereka paham sebenar-benarnya paham. Sebelum mereka pergi tanyakan sekali lagi “Apakah anda paham dengan pesan saya?”

JANGAN MEMPERSULIT

Oleh : Jaiman Paiton

Ternyata Rasulullah Muhammad SAW sangat paham dengan perilaku manusia. Nabi SAW paham sekali bahwa pada dasarnya manusia ingin dimudahkan dan diberikan berita gembira Kalau anda bisa menjelaskan masalah dengan sederhana jangan dibuat rumit, kalau suatu pekerjaan bisa diselesaikan lebih cepat jangan diperlambat. Demikian juga dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan nasehat, sampaikan dengan rasa empati dan lemah lembut

Islam adalah agama yang menyelamatkan, islam adalah agama yang cinta damai. Semua sendi dasar ajarannya adalah saling mencintai kepada sesama manusia. Bukankah Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang? Oleh sebab itu Islam di turunkan oleh Allah sebagai panduan umat manusia untuk saling mencintai sesama, menolong sesama dan memberikan kabar gembira.

Dalam hadist yang diriwayatkan Anas, Nabi SAW bersabda.

Dari Anas ra., dari Nabi SAW bersabda, “Berilah kemudahan dan jangan kalian mempersulit, berilah berita gembira dan jangan kalian menakut-nakuti”(HR Bukhari)

Makna hadist di atas menurut Ibnu Hajar Al Asqalani adalah sebagai berikut:

  • Kita harus berlaku ramah dan lemah lembut kepada orang yang baru memeluk islam dan tidak mempersulitnya.
  • Lemah lembut dalam melarang perbuatan maksiat agar dapat diterima dengan baik.
  • Menggunakan metode bertahap dalam mengajarkan ilmu pengetahuan, karena segala sesuatu yang diawali dengan kemudahan akan dapat memikat hati dan menumbuhkan rasa cinta

AL JANNAH HAK ALLAH MUTLAK

Oleh : Jaiman Paiton

Suatu hari saya coba menghitung-hitung berapa kali saya melakukan sholat jamaah di masjid dan di kantor. Saya renungkan sesaat, kemudian saya bandingkan dengan beberapa teman-teman saya di kantor atau di rumah. Dalam hati ada perasaaan bangga. “Saya telah melaksanakan sholat jamaah lebih banyak daripada si fulan ini dan itu. Berarti saya lebih baik daripada dia”. Ada rasa meremehkan si fulan ini, mungkin imannya rendah, mungkin si fulan itu munafik saja. Sesaat kemudian saya tersentak, “Astaqfirullah, Astaqfirullahal azdim…..  Mohon ampunanMu ya Allah. Saya telah melakukan sesuatu yang salah. Saya menilai diri saya sendiri lebih baik daripada orang lain”.

Apakah rasa lebih baik, lebih alim dari orang lain tidak dibenarkan? Kalau saya memang lebih baik daripada si fulan mungkin tidak masalah, tetapi masalahnya adalah tidak ada jaminan bahwa saya lebih baik daripada orang lain. Pendapat saya adalah berdasarkan apa yang saya lihat, saya dengan dan saya rasakan. Sedangkan daya pendengaran, penglihatan dan daya rasa saya sangat terbatas. Bahkan bisa dipastikan bahwa daya penglihatan dan pedengaran manusia hanya sebatas pada yang ada di sekitar saja, padahal kejadian yang ada di dunia ini teramat banyak di luar jangkauan saya.

Terlintas lagi di pikiran saya, Allah Swt akan menghadiarkan Al jannah nan indah kepada saya karena telah menjalankan perintahnya. Benarkan demikian? Tidak ada jaminan. Bahwa Allah memerintahkan manusia berbuat baik, berbuat adil, mencintai sesama manusia, saling menolong adalah untuk manusia. Sekali lagi, bahwa perbuatan baik yang anda lakukan bukan untuk Allah. Allah tidak bertambah kekuasaanya dengan perbuatan baik semua umat manusia dan sebaliknya, Kekuasaan Allah tidak berkurang secuilpun seandainya semua manusia di muka bumi membuat kerusakan. Sekali-kali Allah tidak membutuhkan amalan manusia, justru yang membutuhkan perbuatan baik adalah manusia itu sendiri.

Apakah al jannah adalah hadiah bagi orang sholeh dan sholeha? Tidak selalu. Yang pasti Al jannah adalah milik Allah ta’ala Tuhan Semesta Alam. Karena Allah adalah Sang Pemilik, maka Dialah yang berhak menentukan siapa-saiapa yang akan dipilih. Memang Allah menentukan indikator yang harus dipenuhi oleh umat manusia untuk mendapatkan tiket tersebut. Secara umum siapa saja yang memenuhi kriteria Al Jannah bakal mendapatkan tiketnya. Walaupun demikian, Sang Pemiliklah yang paling berhak memilih siapa-siapa yang dikehendaki. Kekuasaan Allah mutlak. Sholat anda yang lima waktu berjamaah, ditambah sholat rowatib, ditambah puasa ramadhan, puasa senin kamis, zakat dan sedekah dan haji. Bahkan disela-sela malam anda melaksanakan sholat tahajjud.

Adakah jaminan pasti masuk Al jannah karena amalan-amalan tadi? Terlalu kecil. Amalan kita tidak sanggup sama sekali untuk menebus tiket Al jannah walaupun seumur hidup anda gunakan untuk beribadah. Mengapa? Karena nikmatnya Al jannah adalah sesuatu yang luar biasa. Mari kita lihat FirmanNya dalam Al Baqarah ayat 25 berikut:

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya (QS Al Baqarah 2:25)

Subhanallah, Maha Suci Engkau Ya Allah, sekiranya kami telah dholim dan khilaf, maka mohon ampunanMu untuk kami. Sekiranya kami telah mentaatiMu, tolonglah supaya kami kuat dan selalu istiqomah di jalanMu. Tidak ada kekuatan di alam semesta ini yang dapat menandingiMu dan kami umat manusia adalah lemah.

Wahai Caleg… Jangan Munafik

Oleh : Jaiman Paiton

artis2

Bagi anda para caleg parpol sebaiknya membaca hadist Nabi Muhammad SAW ini.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Tandanya orang munafik itu ada tiga,yaitu: jikalau ia berbicara berdusta, jikalau ia

berjanji menyalahi dan jikalau ia dipercaya berkhianat.” (Muttafaq ‘alaih)”

Para caleg biasanya berjanji, pilihlah saya. Kalau saya menang, saya berjanji akan membangun daerah ini, sembako murah, pendidikan gratis, kesehatan gratis, pupuk murah, lapangan pekerjaan sekian juta dan seterusnya.

Saya secara pribadi ngeri dengan janji-janji seperti ini, mengapa? Sesungguhnya dalam sejarah kenabian, Rasulullah Muhammad SAW pernah ditegur Allah SWT karena memberikan janji kepada kaum Quraisy. Suatu hari Nabi SAW kedatangan kaum Quraisy untuk menanyakan perihal ruh, Kisah Ashabul Kahfi dan Zulkarnain yang sangat terkenal pada masa itu. “Wahai Kaum Quraisy, datanglah kembali besok hari, karena aku akan menjawab pertanyaan kalian pada saat itu”. Dengan tegas Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surat Al Kahfi:

Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini (QS Al Kahfi,18: 23-24).

Pada saat itu Baliau SWT yakin bahwa esok hari wakyu akan datang sehubungan dengan pertanyaan kaum Quraisy. Dengan keyakinan penuh seperti itulah maka Nabi SAW berkata bahwa esok hari pertayaan mereka terjawab. Mengapa Nabi diingatkan Allah seperti itu?, tentu ada maksudnya, terutama untuk umatnya. Kalau berkata jangan lupa mengatakan “kalau Tuhan berkehendak”. Ijin Allah sangat mutlak. Betapa banyak anggota legislatif yang makan gaji buta, rapat tidur, reses melancong, paripurna absen, pengasahan UU minta suap, pulsa telpon minta gratis, laptop minta jatah dan seterusnya.

Yang patut digaris bawahi adalah, kehendak Tuhan di atas segalanya. Segala sesuatu bisa direncanakan oleh manusia. Manusia bisa mengatakan kalau begini pasti begitu, kalau saya melakukan ini hasilnya pasti itu dan seterusnya. Sama dengan yang dikatakan para caleg. “Kalau saya menang akan membangun ini dan itu, kalau saya menang saya akan menggratiskan ini dan itu”. Apa kuasa mereka? Bukankan mereka hanya seorang manusia yang tidak kuasa atas apapun. Kalau ada bencana banjir, gempa bumi, badai lalu mau apa?

Lalu apa yang harus dilakukan oleh caleg? Sebuah berita BBC memberitakan bahwa pada Pemilu legislatif tahun 2009 dimeriahkan oleh kontestan sebanyak 11.000 caleg. Tentu saja ini adalah proses rekrutmen terbesar yang melibatkan lebih dari 220 juta penduduk Indonesia. Kompetissi sangat ketat, kemungkinannya adalah “ya” atau “tidak sama sekali”, now or vever. Jadi kalau anda tidak terpilih tentu sangat wajar karena calegnya sangat banyak

Menjadi caleg biayanya besar, kalau tidak jadi bisa gulung tikar lho. Itulah sebabnya mengapa saya masih memilik profesional daripada jalur legislatif.

Mengenal Hadist Tentang Jihad (1)

578764monuments-desert-southwest

1. Boleh menyerbu orang-orang kafir yang sudah pernah diajak memeluk agama Islam, tanpa memberitahu lebih dahulu

· Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Dari Nafik, ia berkata: Rasulullah saw. pernah menyerbu Bani Mushthaliq di saat mereka dalam keadaan terlena serta hewan-hewan ternak mereka sedang diminumkan dari sumber mata air. Lalu beliau membunuh pasukan perang mereka, menangkap tawanan mereka dan pada hari itulah Rasulullah mendapatkan Juwairiah binti Harits. Selanjutnya Nafik mengatakan: Abdullah bin Umar menceritakan hadis ini kepadaku karena termasuk anggota pasukan Islam pada saat itu. (Shahih Muslim No.3260)

2. Perintah memberikan kemudahan dan tidak menakut-nakuti

· Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Ketika Rasulullah saw. mengutus salah seorang sahabatnya untuk melaksanakan suatu urusan, beliau akan bersabda: Sampaikanlah kabar gembira dan janganlah menakut-nakuti serta permudahlah dan janganlah mempersulit. (Shahih Muslim No.3262)

· Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah bersabda: Permudahlah dan jangan mempersulit dan jadikan suasana yang tenteram jangan menakut-nakuti. (Shahih Muslim No.3264)

3. Pengharaman berkhianat

· Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila Allah telah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian pada hari kiamat, maka akan diangkatlah sebuah panji untuk setiap pengkhianat lalu dikatakan: Inilah pengkhianatan si fulan bin fulan. (Shahih Muslim No.3265)

· Hadis riwayat Abdullah bin Mas`ud ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Untuk setiap orang yang berkhianat akan diberikan sebuah panji pada hari kiamat yang bertuliskan: Inilah pengkhianatan si fulan. (Shahih Muslim No.3268)

· Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Untuk setiap orang yang berkhianat akan diberikan sebuah panji pengenal pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.3270)

4. Boleh bertipu-muslihat dalam perang

· Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Perang itu adalah tipu-muslihat. (Shahih Muslim No.3273)

5. Makruh mengharap bertemu musuh dan perintah untuk bersabar jika bertemu

· Hadis riwayat Abdullah bin Abu Aufa ra.:
Dari Abu Nadhr, dari sepucuk surat yang ditulis oleh seorang lelaki kaum Aslam, yang termasuk sahabat Nabi saw. yang bernama Abdullah bin Abu Aufa. Kemudian ia mengirim surat kepada Umar bin Ubaidillah ketika berangkat menuju Haruriah untuk memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah saw. ketika bertemu dengan musuh, beliau menunggu sampai matahari condong ke arah barat, lalu beliau berdiri di tengah-tengah pasukan dan bersabda: Hai manusia sekalian! Janganlah kamu mengharapkan pertemuan dengan musuh dan mohonlah kesehatan kepada Allah. Namun apabila kamu bertemu dengan mereka, maka bersabarlah. Dan ketahuilah sesungguhnya surga itu berada di bawah bayang-bayang pedang. Nabi saw. melanjutkan: Ya Allah, Tuhan Yang menurunkan kitab Alquran, dan Tuhan Yang menjalankan awan serta Tuhan Yang mengalahkan pasukan-pasukan musuh, berikanlah mereka kekalahan serta berikanlah kami kemenangan!. (Shahih Muslim No.3276)

6. Haram membunuh kaum wanita dan anak-anak kecil dalam perang

· Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa seorang wanita didapati terbunuh dalam suatu peperangan yang diikuti Rasulullah saw. lalu beliau mengecam pembunuhan kaum wanita dan anak-anak kecil. (Shahih Muslim No.3279)

7. Boleh membunuh kaum wanita dan anak-anak kecil dalam penyerangan di malam hari tanpa disengaja

· Hadis riwayat Sha`ab bin Jatsamah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. ditanya tentang kaum wanita dan anak-anak kecil musyrikin yang diserang pada malam hari lalu sebagian kaum serta anak-anak keturunan mereka terbunuh. Beliau menjawab: Kaum wanita dan anak-anak itu adalah termasuk bagian dari mereka. (Shahih Muslim No.3281)

8. Boleh menebang dan membakar pohon-pohon milik kaum kafir

· Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah menebang dan membakar pohon milik Bani Nadhir yang berada di Buwairah. Di dalam hadisnya Qutaibah dan Ibnu Rumeh menambahkan: Kemudian Allah Taala menurunkan ayat: Apa saja yang kamu tebang dari pohon milik orang-orang kafir atau yang biarkan tumbuh berdiri di atas pokoknya, maka semua itu adalah dengan izin Allah, karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik. (Shahih Muslim No.3284)

9. Penghalalan harta rampasan perang khusus untuk umat Islam

· Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seorang nabi pernah berperang, lalu ia berkata kepada kaumnya: Tidak boleh mengikutiku seorang lelaki yang sudah mempunyai istri sedangkan ia ingin menggaulinya namun ia belum juga menggaulinya. Tidak boleh juga bagi lelaki lain yang telah mendirikan bangunan namun belum membuat atapnya. Juga bagi lelaki lain yang telah membeli seekor kambing atau beberapa ekor unta bunting yang akan melahirkan sehingga ia sedang menantikan kelahirannya. Beliau melanjutkan: Lalu berangkatlah ia berperang, sampai ketika telah mendekati sebuah desa pada waktu menjelang salat Asar, maka berkatalah ia kepada matahari: Hai matahari! Kamu diperintah dan aku juga diperintah. Ya Allah! Tahanlah (peredaran) matahari itu sebentar saja agar aku dapat menyerang. Maka tertahanlah matahari sehingga Allah memberikan kemenangan kepadanya. Beliau melanjutkan: Kemudian mereka mengumpulkan harta hasil rampasan perang agar disambar dan dimakan api namun ternyata api itu tidak mau membakarnya. Nabi itu berkata: Di antara kalian masih ada yang berkhianat mengambil harta rampasan dengan diam-diam! Maka hendaklah satu orang dari setiap kabilah membaiatku! Mereka pun lalu segera membaiatnya. Namun ternyata tangan salah seorang yang membaiat melekat dengan tangan nabi itu, maka ia berkata lagi: Di antara kalian masih ada yang berkhianat mengambil harta rampasan dengan sembunyi, maka hendaklah kabilahmu (orang yang tangannya melekat) membaiatku! Lalu kabilahnya pun segera membaiat nabi itu. Kemudian ternyata tangan dua orang atau tiga orang pemuda masih melekat dengan tangan nabi itu, sehingga ia berkata lagi: Di antara kamu sekalian masih ada orang yang berkhianat mengambil harta rampasan secara sembunyi dan kamu sekalian juga telah berkhianat! Lalu mereka menyerahkan kepada nabi itu emas sebesar kepala sapi (yang telah mereka sembunyikan). Kemudian mereka meletakkan emas itu tertumpuk dengan harta rampasan tadi di tengah tanah lapang. Lalu datanglah api membakar habis semua harta rampasan itu. Beliau bersabda: Harta rampasan perang itu sama sekali tidak dihalalkan kepada satu umat pun sebelum kita. Hal itu karena Allah Taala mengetahui kelemahan serta kekurangan kita, maka Allah menghalalkannya untuk kita. (Shahih Muslim No.3287)

10. Membagikan harta rampasan perang tambahan

· Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Nabi saw. pernah mengutus satu pasukan perang, di mana aku juga ikut di dalamnya, ke daerah Najed. Lalu mereka berhasil memperoleh harta rampasan berupa unta yang cukup banyak. Mereka semua mendapat bagian dua belas atau sebelas ekor unta dan masing-masing masih ditambah seekor lagi sebagai tambahan. (Shahih Muslim No.3290)

· Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah membagikan harta rampasan kepada kami sebagai tambahan selain jatah kami dari seperlima harta rampasan, lalu aku memperoleh seekor unta tua. (Shahih Muslim No.3293)

11. Prajurit yang membunuh berhak memperoleh rampasan musuh yang dibunuhnya

· Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:
Kami berangkat bersama Rasulullah saw. dalam perang Hunain. Lalu pasukan Muslimin mengalami kekalahan dalam putaran pertama. Aku melihat seorang lelaki musyrik hampir berhasil membunuh seorang prajurit Islam, maka aku segera membalik diri dan mendekatinya dari arah belakang lalu dengan cepat memenggal urat tengkuknya. Orang itu lalu mendekati dan memelukku sehingga aku dapat mencium bau kematian lalu matilah ia dan aku pun terlepas dari pelukannya. Setelah itu aku segera menyusul Umar bin Khathab, ia bertanya: Apakah yang terjadi dengan orang-orang itu? Aku menjawab: Itu urusan Allah. Tidak lama kemudian semua pasukan telah kembali dan Rasulullah saw. telah mengambil tempat duduk, lalu beliau bersabda: Barang siapa yang berhasil membunuh seorang prajurit musuh dan mempunyai bukti, maka ia berhak memperoleh peralatan perang yang dipakai orang itu. Lalu aku segera berdiri dan berkata: Siapa yang bersedia memberikan kesaksian bagiku? Setelah itu aku pun duduk, lalu bangkit lagi dan bertanya: Siapakah yang bersedia bersaksi untukku? Kemudian aku duduk lagi dan mengulangi pertanyaan untuk ketiga kalinya dan berdiri. Lalu Rasulullah saw. bertanya: Ada apa denganmu, wahai Abu Qatadah? Aku lalu menceritakan kepada beliau peristiwa tadi. Kemudian seorang lelaki dari mereka berkata: Ia benar, wahai Rasulullah! Dan peralatan perang prajurit musuh yang terbunuh itu ada padaku, maka berikanlah dia gantinya sesuai dengan haknya! Abu Bakar Shiddiq lalu berkata: Tidak, demi Allah! Rasulullah saw. tidak akan menyia-nyiakan usaha seorang prajurit Allah yang telah berjuang membela Allah dan Rasul-Nya, lalu beliau memberikan kepadamu harta rampasannya! Rasulullah saw. kemudian bersabda: Abu Bakar benar, maka berikanlah harta itu kepadanya! Lalu orang itu pun menyerahkannya kepadaku. Qatadah berkata: Aku kemudian menjual baju besi itu (hasil rampasan) untuk membeli sebidang kebun buah-buahan di daerah Bani Salamah. Itulah harta yang pertama kali aku miliki selama aku (memeluk) Islam. (Shahih Muslim No.3295)

· Hadis riwayat Abdurrahman bin Auf ra., ia berkata:
Ketika aku tengah berdiri dalam barisan pada hari perang Badar, aku menoleh ke kiri dan ke kanan, ternyata aku diapit oleh dua orang anak muda Ansar yang masih belia. Lalu aku berangan-angan mengharap agar aku berada di tengah prajurit yang lebih kuat dari mereka. Kemudian salah seorang dari mereka mengisyaratkan dengan kedipan mata kepadaku dan bertanya: Wahai paman, apakah kamu mengenali Abu Jahal? Aku menjawab: Ya, tapi apakah urusanmu dengan dia, wahai anak muda? Dia menjawab: Aku diberitahu bahwa ia pernah menghina Rasulullah saw. Demi Tuhan Yang jiwaku berada di tangan-Nya, bila aku melihatnya, maka aku tidak akan melepaskannya sehingga salah seorang di antara kami ada yang mati terlebih dahulu. Aku kagum sekali dengan keberanian anak muda itu. Lalu pemuda yang satu lagi mengedipkan mata juga kepadaku dan mengatakan hal yang serupa. Tidak lama kemudian aku telah melihat Abu Jahal bergerak di tengah-tengah kecamuk perang, lalu aku bertanya: Tidakkah kalian berdua telah melihat musuh yang kalian tanyakan tadi? Lalu mereka berdua segera berlomba-lomba ke arah Abu Jahal, lalu menikam dengan pedang sehingga mereka berdua berhasil membunuhnya. Mereka berdua kemudian balik menemui Rasulullah saw. untuk memberitahukan beliau. Rasulullah saw. lalu bertanya: Siapakah di antara kamu berdua yang telah membunuhnya? Keduanya menjawab: Akulah yang telah membunuhnya! Rasulullah saw. bertanya lagi: Apakah kalian berdua telah membersihkan pedang? Mereka menjawab: Tidak! Rasulullah pun segera memeriksa pedang mereka, lalu bersabda: Kamu berdua telah membunuhnya. Namun Rasulullah saw. memutuskan harta rampasan dari Abu Jahal untuk Mu`adz bin Amru bin Jamuh. Dan dua orang pemuda itu adalah Mu`adz bin Amru bin Jamuh dan Mu`adz bin Afra’. (Shahih Muslim No.3296)

· Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra.:
Kami berperang bersama Rasulullah saw. melawan suku Hawazin. Ketika kami sedang menikmati makan siang bersama Rasulullah saw., tiba-tiba datanglah seorang lelaki menunggangi seekor unta merah. Ia pun segera menderumkan untanya, kemudian mencabut tali kulit dari kantongnya untuk menambat unta. Setelah itu ia maju ikut menikmati makan siang bersama orang-orang yang lain. Mulailah lelaki itu melepaskan pandangan, padahal saat itu di antara kami ada yang merasa lelah dan lemas sehabis menunggang dan ada sebagian lain yang berjalan kaki. Tiba-tiba saja lelaki itu keluar berlari ke arah untanya, lalu melepaskan ikatannya kemudian menderumkan dan ia pun duduk di atasnya. Setelah membangkitkan lagi, larilah unta itu dengan cepat membawanya, lalu seorang lelaki lain mengikuti dari belakang dengan menunggang unta abu-abu. Salamah berkata: Aku pun bergegas keluar mengejar sampai berhasil mencapai bagian belakang unta, dan terus maju dan berhasil mengejarnya. Aku menghadangnya dan berhasil menarik tali kekang unta lalu segera menderumkan. Ketika lutut orang tak dikenal itu menyentuh tanah, aku bergegas mencabut pedang dan memenggal kepala orang itu hingga jatuhlah dia. Lalu aku membawa unta itu sambil menaikinya sedangkan bekal dan senjata orang tadi masih di atas. Rasulullah saw. bersama yang lain lalu menyambutku dan bertanya: Siapakah yang membunuh lelaki tak dikenal tadi? Mereka menjawab: Ibnu Akwa`. Beliau bersabda lagi: Maka dialah yang berhak atas semua rampasan orang itu. (Shahih Muslim No.3298)

12. Hukum fai` (kekayaan musuh yang berhasil dirampas tanpa perang)

· Hadis riwayat Umar ra., ia berkata:
Harta benda Bani Nadhir adalah termasuk kekayaan fai` yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya, yang diperoleh kaum Muslimin tanpa perang dengan menunggang kuda atau unta. Harta rampasan itu khusus untuk Nabi saw. lalu menafkahkan untuk istri-istri beliau selama setahun, sisanya beliau pergunakan untuk membeli hewan angkutan serta persenjataan perang di jalan Allah. (Shahih Muslim No.3301)

13. Sabda Nabi saw.: Kami tidak mewariskan dan harta yang kami tinggalkan merupakan sedekah

· Hadis riwayat Aisyah ra.:
Sesungguhnya istri-istri Rasulullah saw., ketika beliau wafat, ingin mengutus Usman untuk menemui Abu Bakar meminta harta warisan mereka dari Nabi saw. Aisyah lalu berkata kepada mereka: Bukankah Rasulullah saw. pernah bersabda: Kami tidak mewariskan apa yang kami tinggalkan adalah harta sedekah. (Shahih Muslim No.3303)

· Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Para warisku tidak akan berbagi mewarisi satu dinar pun karena apa yang aku tinggalkan setelah untuk nafkah istri-istriku dan upah pekerjaku adalah sebagai harta sedekah. (Shahih Muslim No.3306)

14. Cara membagi harta rampasan perang kepada orang yang ikut berperang

· Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. membagikan hasil rampasan perang untuk prajurit berkuda sebanyak dua bagian dan untuk prajurit pejalan kaki satu bagian. (Shahih Muslim No.3308)

15. Mengikat dan menahan tawanan perang serta boleh juga melepasnya

· Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mengirim pasukan berkuda ke daerah Najed lalu mereka datang kembali dengan membawa seorang tawanan lelaki dari Bani Hanifah bernama Tsumamah bin Utsal, kepala penduduk Yamamah. Mereka lalu mengikatnya pada salah satu tiang mesjid. Suatu hari Rasulullah saw. keluar menemui tawanan tersebut. Beliau bertanya: Bagaimana keadaanmu, wahai Tsumamah? Tawanan itu menjawab: Baik-baik saja, wahai Muhammad. Jika kamu mau membunuh, maka bunuhlah orang yang memang pantas dibunuh. Jika kamu memberikan suatu nikmat maka berikanlah kepada orang yang mau bersyukur. Dan jika kamu minta harta maka akan aku beri berapa saja kamu mau. Rasulullah saw. lalu meninggalkan tawanan tersebut. Esoknya, beliau menemuinya kembali. Beliau bertanya: Bagaimana keadaanmu, wahai Tsumamah? Tawanan itu menjawab: Aku tidak mau bicara kepadamu. Jika kamu memberikan satu nikmat, maka berikan kepada orang yang mau berterima kasih. Jika kamu mau membunuh bunuhlah orang yang memang berhak untuk dibunuh. Dan jika kamu menghendaki harta maka mintalah berapa saja kamu mau maka akan aku beri, maka Rasulullah saw. meninggalkannya. Esoknya, peristiwa yang sama berlangsung lagi. Kemudian Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabat: Lepaskanlah Tsumamah. Tsumamah lalu berangkat menuju ke sebuah telaga. Setelah mandi ia lantas masuk mesjid dan berkata: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Wahai Muhammad! Di muka bumi ini semula tidak ada wajah yang paling aku benci daripada wajahmu. Tetapi sekarang wajahmulah yang paling aku suka di antara wajah-wajah yang pernah aku jumpai. Semula tidak ada agama yang paling aku benci daripada agamamu, dan sekarang hanya agamamulah yang paling aku sukai di antara agama-agama yang pernah aku temui. Dahulu negerimulah yang paling aku benci, tetapi sekarang negerimulah yang paling aku cintai di antara negeri-negeri yang pernah aku kenal. Sesungguhnya pasukan berkudamu selalu mengawasiku, sedangkan aku ingin melakukan umrah. Bagaimana ini? Rasulullah saw. lalu menyampaikan berita gembira kepada Tsumamah bahwa ia diperbolehkan melakukan umrah. Ketika sampai di kota Mekah, seseorang bertanya padanya: Apakah kamu sudah keluar dari agamamu? Tsumamah menjawab: Tidak. Tetapi aku hanya sudah tunduk kepada Rasulullah saw. Demi Allah, tidak akan ada sebutir biji gandum pun dari Yamamah yang akan sampai kepadamu sebelum mendapatkan izin Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.3310)

16. Mengusir orang-orang Yahudi dari Hijaz

· Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Ketika kami sedang berada di mesjid, datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami dan bersabda: Marilah kita berangkat menemui orang-orang Yahudi. Maka kami pun berangkat bersama beliau hingga tibalah kami di daerah mereka. Lalu Rasulullah saw. berdiri dan berseru: Wahai orang-orang Yahudi! Masuk Islamlah niscaya kamu akan selamat! Mereka menjawab: Kamu telah menyampaikan hal itu, wahai Abul Qasim! Rasulullah saw. berkata lagi kepada mereka: Itulah yang aku inginkan. Masuk Islamlah niscaya kamu akan selamat! Mereka menjawab lagi: Kamu sudah menyampaikan hal itu, wahai Abul Qasim! Rasulullah saw. menjawab: Itulah yang aku inginkan. Lalu Rasulullah mengajak mereka untuk ketiga kali kemudian bersabda: Ketahuilah, sesungguhnya bumi ini milik Allah dan Rasul-Nya. Dan sesungguhnya aku ingin mengusir kamu sekalian dari bumi ini, maka barang siapa di antara kamu masih memiliki harta kekayaan apapun, hendaklah ia jual. Kalau tidak, maka ketahuilah bahwa bumi ini hanya milik Allah dan utusan-Nya. (Shahih Muslim No.3311)

· Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa kaum Yahudi Bani Nadhir dan Bani Quraidhah selalu memerangi Rasulullah saw., sehingga Rasulullah pun lalu mengusir Bani Nadhir dan membiarkan Bani Quraidhah sekaligus membebaskan mereka. Namun setelah itu Bani Quraidhah juga ikut memerangi, maka beliau pun lalu membunuh kaum lelaki mereka serta membagikan kaum wanita, anak-anak kecil berikut harta benda mereka di antara kaum muslimin. Kecuali mereka yang meminta perlindungan kepada Rasulullah saw., maka beliau pun memberikan keamanan kepada mereka sehingga berimanlah mereka. Rasulullah saw. juga mengusir orang-orang Yahudi Madinah seluruhnya, yaitu; Bani Qainuqa` (kaum Abdullah bin Salam), Yahudi Bani Haritsah dan setiap orang Yahudi yang berada di Madinah. (Shahih Muslim No.3312)

17. Boleh memerangi orang yang melanggar perjanjian, dan boleh menerapkan hukum seorang pemimpin yang adil serta ahli hukum kepada kaum yang bertahan di benteng

· Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Penduduk Quraidhah hanya akan tunduk kepada keputusan Sa`ad bin Mu`adz. Rasulullah saw. lalu mengutus kepada Sa`ad sehingga datanglah Sa`ad menghadap beliau dengan menunggangi seekor keledai. Ketika ia sudah mendekati mesjid, Rasulullah saw. bersabda kepada kaum Ansar: Sambutlah pemimpin kamu sekalian atau orang yang terbaik di antara kalian! Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya mereka hanya akan tunduk dengan keputusanmu. Sa`ad menjawab: Kamu bunuh saja prajurit-prajurit perang mereka dan menawan anak keturunan mereka. Lalu Nabi saw. menjawab: Kamu telah memutuskan dengan hukum Allah. Atau barangkali beliau menjawab: Kamu telah memutuskan dengan hukum seorang raja. Tetapi Ibnu Mutsanna tidak menyebutnya dengan perkataan tersebut. (Shahih Muslim No.3314)

· Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Pada hari perang Khandaq, Sa`ad terluka karena terkena lemparan anak panah seorang lelaki Quraisy yang bernama Ibnu Ariqah. Lelaki itu memanahnya pada urat lengannya. Rasulullah saw. lalu mendirikan sebuah kemah untuknya di dalam mesjid agar beliau sewaktu-waktu dapat menjenguknya. Ketika kembali dari Khandaq, Rasulullah saw. segera meletakkan senjatanya lalu mandi, sehingga datanglah Jibril di saat beliau tengah menepiskan debu dari kepalanya lalu berkata: Kamu sudah meletakkan senjata, demi Allah, kita tidak boleh meletakkannya! Keluarlah kepada mereka! Rasulullah saw. bertanya: Ke mana? Jibril memberikan isyarat ke Bani Quraidhah. Rasulullah saw. lalu memerangi mereka. Kemudian mereka tunduk pada keputusan Rasulullah saw. namun beliau menyerahkan keputusan mereka itu kepada Sa`ad. Selanjutnya Sa`ad mengatakan: Sesungguhnya aku memutuskan untuk membunuh mereka yang turut berperang, menawan anak cucu serta perempuan-perempuan mereka, dan membagi-bagikan harta benda mereka. (Shahih Muslim No.3315)

18. Bergegas berperang dan mendahulukan yang lebih penting di antara dua hal yang bertentangan

· Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Ketika selesai perang Ahzab, Rasulullah saw. berseru kepada kami: Tidak ada seorang pun yang salat Zuhur kecuali di daerah Bani Quraidhah! Orang-orang yang khawatir tertinggal waktu salat, mereka segera salat sebelum tiba di daerah Bani Quraidhah. Tetapi yang lain mengatakan: Kami tidak akan melakukan salat kecuali di tempat yang telah diperintahkan oleh Rasulullah saw. walaupun waktu salat berlalu. Ternyata Rasulullah saw. tidak menyalahkan keduanya. (Shahih Muslim No.3317)

19. Kaum Muhajirin mengembalikan lagi kepada kaum Ansar pemberian mereka berupa pohon dan buah-buahan ketika mereka sudah merasa cukup dengan hasil penaklukan beberapa negeri

· Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Ketika kaum Muhajirin tiba di Madinah dari Mekah, di mana mereka tiba tanpa memiliki sesuatu apa pun sementara kaum Ansar adalah kaum yang memiliki tanah serta perkebunan kurma. Lalu kaum Ansar membagikan kepada mereka atas dasar kaum Muhajirin akan mereka berikan setengah dari hasil buah-buahan milik mereka setiap tahun serta nafkah secukupnya agar mereka tidak perlu lagi bekerja dan biaya. Ummu Anas bin Malik atau yang biasa dipanggil Ummu Sulaim dan Ummu Abdullah bin Abu Thalhah adalah saudara Anas seibu. Ummu Anas bin Malik tersebut pernah memberikan buah kurma kepada Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw. memberikan kurma tersebut kepada Ummu Aiman, budak perempuannya, yaitu ibu Usamah bin Zaid. Ibnu Syihab mengatakan: Aku pernah mendapat cerita dari Anas bin Malik: Sesungguhnya Rasulullah saw. ketika selesai melakukan pertempuran dengan penduduk Khaibar, lalu kembali ke Madinah, beliau melihat orang-orang Muhajirin mengembalikan pemberian-pemberian yang pernah mereka terima dari kaum Ansar. Demikian pula apa yang pernah diberikan oleh ibuku kepada Rasulullah juga dikembalikan lagi dan Ummu Aiman diganti dengan kebun Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.3318)

20. Boleh memakan makanan dari harta rampasan perang di tempat pertempuran

· Hadis riwayat Abdullah bin Mughaffal ra., ia berkata:
Pada hari perang Khaibar, aku menemukan sebuah kantong kulit perbekalan yang berisi lemak. Aku pun segera menyimpannya sambil berucap: Sekarang aku tidak akan memberikan seorang pun dari perolehanku ini. Aku lalu menoleh, ternyata Rasulullah saw. sedang tersenyum memandang ke arahku. (Shahih Muslim No.3320)

Sumber :HR Muslim