Kecil Juga Bernilai Kebaikan

Oleh : jaiman

Seberapapun kecilnya kebaikan, dia juga bermanfaat untuk orang lain. Ini perlu kita pahami untuk memberikan apresiasi kepada siapapun yang melakukan perbuatan baik. Sejalan dengan kondisi yang ada, bahwa mereka yang memiliki harta sedikit menyumbang satu piring nasi, kemudian yang agak mampu menyumbang satu tampa nasi dan lauk, sedangkan kepada yang kaya menyambang seratus sak semen. Inilah bentuk kerja sama dan penghargaan kepada sesama manusia.

Kalau Bill Gates dan Warren Buffet nyumbang jutaan dolar, pasti hartanya sekian kali lipatnya, “Wajar dong kalau dia melakukannya”. Eh, tunggu dulu, kita kan juga punya harta yang nilainya bervariasi, sudahkan sebagian di antaranya untuk senyum mereka yang kekurangan? Jangan dilihat nilainya, sekecil apapun nilainya juga sedekah yang bermanfaat, jadi tunggu apa lagi? Sekarang, ya sekarang juga, bukan besok atau lusa

Seks Is Beautiful, Seks Is Painful

Oleh : Jaiman

Penyalahgunaan seksual sudah terjadi pada awal peradaban manusia, di mana cikal bakal manusia, Nabi Adam juga melakukannya. Ini sinyalemen kuta bahwa seks adalah kebutuhan manusia yang sangat tinggi prioritasnya. Pakar ekonomi boleh mengatakan kebutuhan manusia akan terpuaskan pada derajat tertentu, kemudian naik pada derajat yang lebih tinggi. Mula-mula dari kebutuhan primer, makan, pakaian, papan, kemudian kebutuhan skunder, hiburan, aktualisasi diri dan seterusnya, lalu bagaimana dengan seks?

Seks tetap seks, manusia dan hewan membutuhkannya, bahkan seks tidak mengenal titik kepuasan. Kalau seseorang telah terpenuhi hasrat seksnya bukan berarti dia akan terpuaskan dan menuju pada derajat seks yang lebih tinggi. Manusia membutuhkan seks, kapanpun dan di manapun. Pernah dengan kisah pemilik Ayam bakar Wong Solo yang beristri empat? Pernah tahu seorang pemuda Madura menikahi empat gadis dalam waktu yang hampir bersamaan? Para pebisnis “nikmat” juga memanfaatkan peluang ini dengan membuka jasa esek-esek sesuai kebutuhan, mau kelas mura meriah atau sepuasnya, puasss… puasss… puasss, he he he kata Tukul. Tapi yang patut diingat bahwa seks is beautiful and painfuly sama dengan dua keping mata uang, satu sisi indah dan menyilaukan sedangkan sisi lainnya sangat mengerikan.

Pernah lihat video mesuk ala anggota DPR? Inilah sisi buram dari seks, kalau keliru memperlakukannnya bisa menjadi pisau yang menusuk tubuh kita sendiri, bahkan orang-orang yang kita cintai..

Jangan underestimate

Oleh : Jaiman

Pemahaman kita terhadap orang lain ternyata sangat terbatas. Apa yang kita lihat di bangku sekolah tidak menunjukkan prestasi seseorang. Boleh saja kita menilai seorang anak yang moncer prestasi akademisnya akan menyongsong masa depan cemerlang. Tetapi keyakinan ini tidak selalu “come true”. Prestasi akademis hanya sebagian saja dari indikator prestasi yang dimiliki seseorang, karena ketrampilan anak bisa dibedakan menjadi 8 macam. Dr. Howard Gardner, seorang psikologi dari Universitas Harvard, AS, mengemukakan teorinya bahwa kecerdasan tidak terpatri di tingkat tertentu dan terbatas saat seseorang lahir. “Setiap orang mengembangkan kecerdasan dengan beragam cara yang dikenal dengan multiple intelligence”. Gardner menemukan delapan kecerdasan, yaitu cerdas bahasa, cerdas logika/matematika, cerdas visual-spasial, cerdas musik, cerdas gerak, cerdas alam, cerdas sosial, dan cerdas diri. Setiap orang berpotensi memilikinya, namun perkembangannya berbeda-beda

Bagaimana dengan anak anda, teman sekantor, tetangga dan siapapun yang kita temui? Jangan sekali-kali kita menjatuhkan prasangka yang didasarkan pertemuan singkat. Misalnya anda bertemu dengan seseorang yang perawakannnya kecil dan agak kumal. Prasangka otak kita sering kali menjustifikasi. “Orang ini paling banter tukang becak, tukang banguan, sopir angkot dan sejenisnya”. Jarang pikiran kita mengatakan siapa dia? Kalau memang belum kenal, biarkan dia melakukan aktivitasnya dan biarkan pikiran anda bebas berpikir lain yang lebih produktif.

Prasangka yang berlebihan juga menyebabkan pikiran kita jadi terbebani. Kalau saja beban ini tidak ada pasti, pikiran kita lebih clear. Inilah yang akan membawa langka hidup makin lancar. Ibaratnya kendaraan yang makin banyak membawa beban, tentu makin beratlah perjalannya. Jadi jangan bebani hidup anda dengan prasangka yang tidak perlu. Please feel free dan langka anda makin mudah, ringan dan lincah.

Gak Usah Ngguethu… Rugi Koen !

Oleh : Jaiman

Lho kok rugi, memangnya kamu dagang apa? Ini sering diucapkan oleh pegawai kita. Mereka mengatakannya pada saat kesal atau bad mood di tempat kerja. Apa yang dikatakan adalah expresi keputusasahan (give up) seorang pegawai. Apa sebabnya mereka putus asah.

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan seorang karyawan putus asah. Dari sisi eksternal mungkin karena atmosfir pekerjaan yang kurang berkenan, misalnya safetynya rendah, karir tidak ada, aturan perusahaan sangat buruk dan seterusnya. Karyawan seperti ini masih ada harapan berkembang, apabila kondisinya dirubah. Misalnya dia masuk dalam bisnis yang growing up dan memberikan ruang cukup untuk promosi. Yang berbahaya adalah kondisi internal pegawai, yaitu yang berasal dari sikap mental. Seorang yang bermental malas, pasif dan yess bos tidak akan berkembang, walaupun kesempatan promosi terbuka luas. Tipe pegawai ini sangat merugikan perusahaan, mengapa? Menurut Ali Murtadlo, Dirut JTV, sifat manusia bisa menular sama dengan virus penyakit. Apabila kita memiliki pegawai yang dari cetakannya tabiat malas, segera diobati atau mungkin ekstrim yaitu diamputasi supaya tidak menular.

Siapa yang rugi kalau memiliki karyawan malas? Semua akan rugi, pegawai pasti rugi karena kinerja yang buruk akan membuat majikan tidak nyaman, wal hasil bonus gak keluar, appraisal jeblok, gak ada promosi. Perusahaan lebih lagi. Perusahaan membayar lebih mahal untuk hasil yang sedikit.

Berbuat…

Oleh : Jaiman

“Kasihan dia, hidupnya kekurangan…!” Lalu apa yang kamu lakukan? Diam saja dan hanya mengatakan kasihan? Kalau kamu hanya mampu mengatakan kasihan, ok tidak ada masalah, tetapi kalau kamu memiliki kemampuan materi untuk membantunya, lakukan…!, jangan tunggu sampai dia meninggal.

“Maaf, saya tidak punya materi cukup, saya hanya memiliki tenaga, bolehkan saya membantunya dengan tenaga saya?” Tantu saja bisa, bukankah Tuhan tidak meminta sesuatu di luar kemampuanmu? Kalau punya harta, berdermalah dengan harta, kalau punya tenaga boleh juga dengan tenaga, kalau punya pikiran silahkan, kalau tidak punya ketiganya? Kita menahan diri tidak melakukan perbuatan buruk yang menyebabkan orang lain menderita, mudah sekali kan?

Ingat, orang-orang besar berbuat lebih, bahkan lebih baik dari yang diduga oleh semua orang. Oleh sebab itu Tuhan mencintainya dan manusia mencatatnya dalan sejarah peradaban dunia. Kuncinya satu berbuat dan memberikan sesuatu yang paling dicintainya

Hadist Tentang Berbakti Kepada Orang Tua

Oleh : jaiman

1. Berbakti terhadap kedua orang tua dan bahwa mereka adalah yang paling berhak menerima kebaktian tersebut:

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Seseorang datang menghadap Rasulullah saw. dan bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik? Rasulullah saw. menjawab: Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab lagi: Kemudian ayahmu. (Shahih Muslim No.4621)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata: Seseorang datang menghadap Nabi saw. memohon izin untuk ikut berperang. Nabi saw. bertanya: Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Orang itu menjawab: Ya. Nabi saw. bersabda: Maka kepada keduanyalah kamu berperang (dengan berbakti kepada mereka). (Shahih Muslim No.4623)

2. Mengutamakan kebaktian kepada kedua orang tua daripada salat sunat dan perkara sunat lainnya

  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah tempat peribadatan, lalu datanglah ibunya memanggil. (Kata Humaid: Abu Rafi` pernah menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya ibu Juraij memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. yaitu dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat kepala ke arah Juraij untuk menyapa.) Lalu ibunya berkata: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu kembali lagi untuk yang kedua kali. Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri: Ya Tuhan! Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku, aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu memohon bencana fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah. Suatu hari seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij. Tiba-tiba muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah penggembala kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan seorang anak lelaki. Ketika ditanya oleh orang-orang: Anak dari siapakah ini? Perempuan itu menjawab: Anak penghuni tempat peribadatan ini. Orang-orang lalu berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka menemukan Juraij di tengah salat. Tentu saja Juraij tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya mulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya. Melihat hal itu Juraij keluar menemui mereka. Mereka bertanya kepada Juraij: Tanyakan kepada perempuan ini! Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya: Siapakah bapakmu? Anak itu tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si penggembala kambing. Mendengar jawaban anak bayi tersebut, mereka segera berkata: Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan emas dan perak. Juraij berkata: Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah. Kemudian Juraij meninggalkannya. (Shahih Muslim No.4625)

Sumber : Hadist Muslim

Tidak Semua Orang Indonesia Gila Jabatan

Oleh : jaiman

Siapa bilang orang Indonesia gila jabatan? Ada tuh orang kita yang nothing to lose dengan jabatan, setidaknya hal ini terjadi di negeri kita. Bukhari Daud, bupati Aceh Besar adalah manusia langkah tersebut. Dengan alasan jabatan membuat dirinya tersiksa lahir batin, dia membulatkan tekad mengundurkan diri dari posisi prestius Bupati Aceh Besar ( Jawa Pos 14 September 2008). Dalam sebuah pernyataannya yang dibacakan sendiri di depan DPRK, dia mengungkapkan bahwa “Sejak saya memasuki ranah birokrasi pemerintahan menyebabkab diri saya mangalami penderitaan lahir batin. Kesehatan saya memburuk, penyakit liver, streess dan mudah lupa. Saya menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak”.

Walaupun hampir semua anggota DPRK Aceh Besar “nggandoli” Bukhari agar tetap menjalankan tugasnya sampai jabatannnya berakhir, tetapi dia tetap membulatkan tekatnya.

Sekali lagi, bahwa ini adalah fenomena langka di negeri kita, sementara sebagian besar pejabat birokratnya berusaha mati-matian mempertahankan atau mencari jabatan dengan cara-cara asulila. Bukan rahasia umum bahwa untuk mendapatkan jabatan bupati seseorang rela merogoh saku sampai puluhan miliar rupiah. demikian pula dengan para anggota legislatif yang mengeluarkan kocek sampai ratusan juta rupiah untuk mendapatkan nomor urut jadi dalam Pemili Legislatif.

Semoga apa yang dilakukan Bapak Bukhari Daud menjadi pelajaran yang berharga dan membuka mata hati kita, bahwa jabatan tidak membuat seseorang makin bahagia, bahkan sebaliknya makin tersiksa. Rakyat Indonesia merindukan figur seperti Bukhari Daud untuk memperbaiki moral birokrat yang bebal. Kami semua berharap semoga ke depan akan muncul pemimpin yang mengayomi rakyat, semoga.